Heartsine: Bagaimana Pengalaman Henti Jantung Mendadak Lalu Menjadi Pelajaran

Heartsine: Bagaimana Pengalaman Henti Jantung Mendadak Lalu Menjadi Pelajaran

Bekasi, 24 Desember 2023, seorang kondektur yang sedang bertugas pada Misa Natal, meninggal dunia karena mengalami henti jantung mendadak. Nahasnya, pada saat kejadian, korban tidak benar-benar ditolong sebagaimana prosedur penanganan henti jantung mendadak.

Henti jantung mendadak memang menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Ketidaktahuan publik, minimnya informasi dan edukasi pelatihan penanganan, ditambah dengan sedikitnya ketersediaan Automated External Defibrillator menjadi alasan kenapa masalah kesehatan ini bisa sebegitu menakutkannya di Indonesia.

Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah ketakutan itu tetap dibiarkan? Tidak. 

 

Belajar Dari Masa Lalu: Menjadi Lebih Baik Di Masa Datang 

Panatua Bernardo Hutahayan selaku Ketua Dewan Dilakoni Sosial menjelaskan bahwa pada 24 Desember 2023 lalu salah satu petugas paduan suara mengalami henti jantung mendadak.

“Kejadiannya 24 Desember 2023 lalu. Kejadiannya saat sedang memimpin paduan suara, 8 menit setelah memimpin paduan suara, mendiyang terjatuh dan tidak sadarkan diri.” Ujar Panatua Bernardo.

Panatua Bernardo juga menjelaskan bahwa penanganan yang dilakukan juga seadanya.

“Setelah tidak sadarkan diri beberapa temen-temen di sini membantu dengan mengangkat ke altar. Beberapa dari rekan-rekan juga memijit-mijit korban, mengurut badan korban. Hingga selang beberapa saat, mulut korban kaku dan menghembuskan napas terakhir saat sedang dalam perjalanan.” Pungkas Panatua Bernardo.

Apa yang terjadi tersebut menjadi pengingat bahwa tidak boleh ada hal yang sama terjadi di HKBP Jatiasih.

Sebagai ketua dewan dilakoni sosial, Panatua Bernardo bersama timnya berkoordinasi, menemukan sosial untuk mencegah hal serupa terjadi.

 

Pencarian Yang Panjang Itu Berhenti Pada HeartSine Samaritan

Beberapa saat setelah koordinasi dilakukan, Ibu Inovani selaku ketua bidang sosial menyadari satu hal: di negara luar (tepatnya Taiwan), Automated External Defibrillator memiliki peran krusial dalam mengurangi angka kematian akibat henti jantung mendadak di ruang publik.

Beliau menyadari, hampir di setiap tempat publik AED senantiasa standby dan siap digunakan untuk menangani kasus henti jantung mendadak.

Berbekal rasa penasaran tersebut, dan dalam pencarian yang panjang, pencarian Ibu Inovani berakhir pada HeartSine. Satu hal yang membuat beliau yakin dengan produk ini adalah: HeartSine mampu memberikan garansi mesin hingga 8 tahun. Garansi paling lama di kelasnya.

Garansi yang jelas tidak bisa dianggap formalitas. Garansi yang menjadi bukti bahwa, HeartSine siap menjaga lingkungan tersebut bilamana kasus henti jantung mendadak muncul di lingkungan tersebut.

 

Menemukan Program Baik Yang Berkelanjutan Bersama HeartSine

Menjadi salah satu tempat ibadah dengan ribuan jemaat, HKBP Jatiasih ingin agar setiap jamaatnya tahu dan mengerti bagaimana menolong korban henti jantung mendadak.

“Nanti next ini, untuk simulasi (dilakukan) by video legal (yang disediakan HeartSine). Selanjutnya kita akan buat lanjutannya di gereja itu kan ada Panatua, nanti panatuannya akan kita ajari, kita simulasi, sampai kelompok lain biar semuanya tahu. Kalau kita bicara durasi, semoga dalam setahun semua program tersebut dalam terlaksana.” Panatua Bernardo menjelaskan.

Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa di gereja nanti diharapkan ada expert yang ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab alat.

“betul, setelah pelatihan nanti, harus ada expert yang kita tunjuk. Dia yang akan dapat pelatihan khusus dan yang akan menjadi penanggung jawab utama.” Pungkas Panatua Bernardo.

Apa yang terjadi pada HKBP Jatiasing Bekasi jelas menjadi pelajaran bersama. Tidak ingin hal buruk terulang, pengurus berusaha bangkit, pelajar dan mencari jalan terbaik.