4 Perbedaan Monophasic dan Biphasic AED

4 Perbedaan Monophasic dan Biphasic AED

Automated External Defibrillator (AED) adalah penting yang digunakan untuk mengembalikan ritme jantung yang normal pada seseorang yang mengalami henti jantung mendadak. Terdapat dua jenis utama AED berdasarkan gelombang listrik yang dihasilkan: Monophasic AED dan Biphasic AED. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting dalam memilih perangkat yang tepat untuk situasi darurat. Yuk simak lebih lanjut!

Apa Itu Monophasic AED?

Monophasic AED adalah jenis defibrillator yang mengirimkan arus listrik dalam satu arah melalui jantung. Pada perangkat ini, energi listrik dialirkan dari satu elektroda ke elektroda lainnya tanpa perubahan arah. Biasanya, Monophasic AED memerlukan energi yang lebih tinggi, sekitar 360 joule, untuk mencapai defibrilasi yang efektif. Namun, penggunaan energi tinggi ini dapat meningkatkan risiko kerusakan pada jaringan jantung.

Apa Itu Biphasic AED?

Biphasic AED adalah inovasi terbaru dalam teknologi defibrilasi yang mengirimkan arus listrik dalam dua arah. Artinya, arus listrik pertama-tama mengalir dalam satu arah, kemudian berbalik arah selama proses defibrilasi. Desain ini memungkinkan defibrilasi yang efektif dengan energi yang lebih rendah, biasanya antara 120 hingga 200 joule. Selain itu, Biphasic AED telah terbukti lebih efisien dalam mengembalikan ritme jantung normal dan mengurangi kerusakan pada jaringan jantung dibandingkan dengan Monophasic AED.

Perbedaan Utama Antara Monophasic dan Biphasic AED

  1. Arah Arus Listrik

    Monophasic AED mengirimkan arus dalam satu arah, sementara Biphasic AED mengalirkan arus dalam dua arah.
  2. Tingkat Energi

    Monophasic AED memerlukan energi lebih tinggi (hingga 360 joule), sedangkan Biphasic AED efektif pada energi lebih rendah (120-200 joule).
  3. Efektivitas

    Biphasic AED cenderung lebih efektif dalam mengembalikan ritme jantung normal dengan sekali kejutan dibandingkan Monophasic AED.
  4. Risiko Kerusakan Jaringan

    Penggunaan energi tinggi pada Monophasic AED dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan jantung, sementara Biphasic AED mengurangi risiko ini karena penggunaan energi yang lebih rendah.

Mengapa Memilih Biphasic AED?

  • Berdasarkan perbedaan di atas, Biphasic AED menawarkan beberapa keunggulan
  • Efektivitas Lebih Tinggi: Kemampuan untuk mengembalikan ritme jantung normal dengan energi lebih rendah meningkatkan peluang keberhasilan resusitasi.
  • Keamanan Lebih Baik: Risiko kerusakan pada jaringan jantung berkurang karena penggunaan energi yang lebih rendah.
  • Desain Lebih Modern: Banyak Biphasic AED yang dilengkapi dengan fitur tambahan seperti panduan suara dan analisis ritme otomatis, memudahkan pengguna dalam situasi darurat.

Jika Anda berada di Indonesia dan mencari distributor resmi AED berkualitas, kunjungi aed.co.id untuk mendapatkan produk dan layanan terbaik dalam pemilihan AED.

Baca Artikel Kami Terkait: