Meninggal Saat Gowes: Cara mengatasi Henti Jantung?
Jakarta – Pada hari Sabtu, 27 Juli 2024, dr. Johan Bastian, Sp.OT (49 tahun) telah ditemukan meninggal saat gowes di pinggir jalan raya pada jam 10 pagi. Penyebab kematian dari dr. Johan telah diketahui karena henti jantung atau sudden cardiac arrest. Namun bagaimana cara mengatasi henti jantung ketika situasi darurat seperti ini terjadi? Mari baca blog ini untuk mengetahui kronologi dan cara menangani henti jantung.
Kronologi Kejadian dr Johan Bastian
Dari video yang viral pada media sosial, telah diketahui bahwa dr Johan Bastian sedang berbaring di tengah jalan dan dibantu oleh pesepeda lainnya untuk memberikan pertolongan pertama. Nahas, korban tetap tidak memberikan respons apapun (denyut nadi & pernapasan). Alhasil, dr Johan meninggal saat gowes.
Katanya, kasus yang dialami dr Johan Bastian adalah henti jantung mendadak atau suddec cardiac arrest. Hal ini dapat dikonfirmasikan oleh dr Marta, selaku dokter dari UNAIR yang menyatakan, “Memang benar meninggal saat gowes. Tapi sudah ada riwayat jatung, dan itu pas jalanan naik. Jadi, memang sebaiknya berhati-hati".
Golden Period Henti Jantung
Sebelum masuk kepada cara mengatasi henti jantung mendadak, Anda perlu ketahui bahwa golden periode dari cardiac arrest adalah 10 menit dari saat gangguan kelistrikan atau serangan terjadi. Kita hanya memiliki 10 menit untuk mencoba meresusitasi korban kembali. Setiap menitnya yang terlewat, keberlangsungan hidup korban akan menurun. Maka dari itu tindakan yang dilakukan harus cepat dan tepat.
Bagaimana Cara Mengatasi Henti Jantung Mendadak?
Cara mengatasi henti jantung mendadak bisa dilakukan dengan serangkaian prosedur pertolongan pertama. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk membantu korban henti jantung mendadak.
-
Periksa Lingkungan Sekitar
Ketika korban jatuh tidak tersadar, Anda perlu memeriksa lingkungan sekitar Anda. Apakah lingkungan aman untuk melakukan pertolongan pertama henti jantung? Jika ya, laksanakan. Jika tidak, bawa korban Anda kepada tempat yang lebih aman. -
Periksa Respons Pasien
Periksa respons korban dengan memeriksa pernapasan korban dengan cara mendekatkan kepala Anda kepada bagian atas hidung korban dan melihat apakah dada korban mengembang-ngempis. Selain itu, raba pembuluh darah korban yang terletak di bawah tulang rahang korban menggunakan jari telunjuk dan jari tengah Anda.
Cek juga jalur pernapasan pasien dengan head tilt chin lift, apakah terblokir atau sudah terbuka. Jika terblokir oleh makanan, segera cungkilkan dengan jari Anda supaya bersih. Lakukan tahap ini tidak lebih dari 10 detik. -
Panggil Ambulans
Jika korban sudah diketahui tidak ada denyut nadi dan tidak bernapas, korban mengalami henti jantung. Segera minta tolong orang sekitar untuk menghubungi 1-1-9 dan mengambil AED terdekat. -
Lakukan CPR
Lakukan CPR atau kompresi dada dengan memosisikan satu tangan Anda di tengah 1/3 tulang dada korban. Kemudian posisikan satu tangannya lagi, di atas tangan tersebut. Mulai kompresi dada dengan laju 100-120 kompresi per menit. Tahap ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh orang yang mengetahui atau sudah memiliki pelatihan CPR. -
Gunakan AED
Jika AED sudah sampai ditempat, nyalakan AED dan ikuti panduan suara AED. Pada umumnya, AED akan menganalisis denyut nadi korban ketika Anda sudah memasang AED pads kepada korban. Kemudian, AED akan menyarankan CPR, dan memberikan kejutan listrik. -
Cek Respons Pasien Kembali
Setelah AED memberikan kejutan listrik, secara berkala (biasanya 2 menit sekali) periksa respons pasien. Periksa apakah denyut nadinya kembali atau sudah mulai bernapas kembali. Jika ya, posisikan korban pada recovery position. Jika tidak, terus ikuti panduan suara AED hingga ambulans datang.
Kami ingin mengucapkan turut berduka cita kepada dr Johan Bastian, dan yang pasti kejadian ini akan menjadi pelajaran bagi kita semua terutama kepada penggemar olahraga. Kini Anda sudah memahami cara mengatasi henti jantung mendadak. Apabila Anda merupakan saksi dari kejadian gawat darurat ini, ikuti langkah dari blog ini sebelum terlambat!
Baca artikel kami terkait: